Efluen IPAL merupakan hasil pengolahan air limbah industri yang
dibuang ke badan air. Berbagai zat yang terkandung dalam air limbah berpotensi
sebagai pencemar lingkungan. Pencemaran lingkungan harus dicegah, maka dari
itu limbah harus ditangani dengan baik. Pengolah limbah secara biologi sekarang
ini banyak dilakukan dengan menggunakan tumbuhan air. Hal ini disebabkan
karena tumbuhan air merupakan media yang cocok digunakan untuk mengolah
limbah cair.
Penelitian ini diawali dengan pengambilan eceng gondok yang kemudian
dilanjutkan dengan pengambilan sampel efluen IPAL Surfaktan dan efluen IPAL
Peleburan tembaga. Selanjutnya dilakukan analisa awal dengan parameter yang
sesuai dengan baku mutu SK Gubernur Jatim No. 72 Tahun 2013. Parameter
efluen IPAL Surfaktan adalah BOD, COD, TSS, MBAS, PO4
-3
, dan pH.
Parameter efluen IPAL Peleburan tembaga adalah TDS, TSS, Cu, Fe, Ni, Zn, dan
pH. Parameter tumbuhan enceng gondok dilakukan dengan pengukuran panjang
daun, lebar daun, jumlah daun, tinggi tumbuhan, dan jumlah propagula.
Hasil uji pada penelitian ini menunjukkan eceng gondok dalam media
Surfaktan dapat mengolah secara optimal pada hari ke-7 setelah teraklimasi
dengan konsentrasi MBAS turun sebesar 0,182 mg/L (15,35%), pH turun 0,148,
BOD naik 0,80 mg/L (4,46%), COD turun 0,20 mg/L (0,48%), dan PO4
-3
turun
0,18 mg/L (16,84%), TSS turun 4mg/L (22,43%). Hasil uji media Peleburan
tembaga menunjukkan eceng gondok dapat mengolah secara optimal pada hari ke21 setelah teraklimasi dengan menurunkan konsentrasi Cu 0,2788 mg/L (74,35%),
Fe turun 0,147 mg/L (65,78%), Ni turun 0,0026 mg/L (10,61%), Zn 0,006 mg/L
(72,29%), TDS turun 1.229,4 mg/L (29,36%), TSS naik 15,8 mg/L (16,50%), dan
pH naik 0,33.
Kata kunci : eceng gondok, efluen IPAL